Rabu, 10 Agustus 2016

Kepingan Takdir Sang IMMawati

IMMawati, pernakah engkau menanyakan realitas yang terjadi sesungguhnya didunia?
Sebab masalahnya, terkadang manusia hanya memikirkan eksistensi keberadaan dirinya hanya sebatas secara materi, hingga terkadang melalaikan substansi atas kehidupan dirinya. Apa substansi yang dimaksud itu? Substansi tersebut adalah hakikat murni alasan penciptaan manusia, yakni untuk  beribadah kepada illah, tuhannya (QS: Adh-Dhariyat : 56). Kita lebih cenderung melihat hanya dari sisi materinya saja, yakni kita diciptakan sebagai khalifah (bukan pemimpin tapi “pengganti”). Aku ingin membahas tentang sisi materi diantara pemberian materi-Nya kepada kita, Sang Pencipta telah memberikan kita batasan dan kebebasan dalam menjalankan kehidupan. Yang artinya kita tidak bisa membatasi diri kita selamanya dan berlaku bebas sesukanya.

Mahasiswa dan Moral Building

"Tujuan pendidikan adalah mempersiapkan generasi muda, untuk mendidik diri mereka sendiri seumur hidup mereka"
(Robert Maynard Hutchins)

Spirit dalam Teologi Al-Ma'un

Masyarakat Arab sudah lama mengenal dan menganut keyakinan agama. Ada empat keyakinan agama yang berkembang ketika Islam datang menurut beberapa ahli agama, yakni Yahudi, Kristen, Majusi, dan Agama Makkah sendiri (penganut politeisme atau dalam Al-Quran disebut al-Musyrikun).

Reposisi IMM Bangkalan sebagai Solusi Kemanusiaan

Diusia yang hampir satu dasawarsa terhitung sejak IMM berdiri dan mengepakan sayapnya di pulau garam, tepatnya di “bumi shalawat” Bangkalan yang tentunya menjadi IMM “tertua” di Pulau Madura. Pahit–manis dan liku–liku perjalanan telah banyak dirasakan. Dari awal perintisan dan pendirian IMM di Bangkalan seolah olah hal ini menjadi angin segar bagi persyarikatan dan tentunya hal ini disambut gembira oleh warga Muhammadiyah di Bangkalan. Diharapkan dengan adanya IMM bisa membantu dakwah persyarikatan dalam menghadapi kultur masyarakat madura khususnya di Bangkalan.

IMM dan Realitas Sosial

Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) dengan dasar trilogi ikatannya berupa religiusitas, intelektualitas, hingga humanitasnya kini telah memasuki usia lebih dari setengah abad (52 tahun). Dalam usia tersebut, IMM sebagai organisasi perkaderan yang merupakan underbow Muhammadiyah dalam menggapai tujuannya (Muhammadiyah) sekaligus memiliki peran selain mencetak kader-kader kompeten bagi umat, bangsa, dan persyarikatan, juga harus mampu menempatkan dirinya sebagai suatu gerakan sosial, social movement.

Kader yang Memilih Terasing

Tiga tahun sudah saat ini “usia” penulis dalam IMM, selama tiga tahun tersebut telah memberi pelajaran yang teramat berharga, pelajaran yang bukan hanya fokus pada nilai secara nominal tetapi secara kamanusiaan. Beragam pengetahuan yang penulis dapat dari teman–teman di IMM, banyak budaya yang kemudian tergabung menjadi satu dalam ikatan di IMM Bangkalan ini, meskipun kami minoritas tapi kami kaya akan keberagaman. “Minoritas”, kata itulah yang sering terdengar ditelinga kader dan menjadi bahan perbincangan hangat setiap kali diskusi. Mungkin kata itu memang tepat untuk menggambarkan keadaan IMM di Bangkalan, dibandingkan dengan organisasi lain (di Bangkalan), IMM “kalah” jauh, tertinggal sangat dan teramat jauh. 

Eksistensi IMM dalam Paradigma Abad 21

Merupakan suatu hal yang lumrah ketika “gelar” mahasiswa memperoleh diskursus penting dalam roda kehidupan bangsa. Sebagai kaum intelektual yang masih memegang teguh ideologinya, mahasiswa tidak enggan melibatkan dirinya dalam pergulatan kepentingan antara rakyat dan penguasa. Kiprah mahasiswa nampak begitu “elegan” tatkala dapat melumpuhkan rezim Soeharto (orde baru) tahun 1998 lalu.

Kader dan Perkaderan Ikatan

Manusia dan Kader Ikatan
Hakikat penciptaan manusia sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an Surat Adh-Dhariyat ayat 56 yang berbunyi “dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku”, sejatinya menerangkan bahwa apa-apa saja yang diciptakan Allah SWT di muka bumi adalah dalam rangka beribadah, mengabdi pada Allah SWT. Bahkan seisi dunia,

Menjadi Minoritas yang Berkualitas

Bangkalan, sebuah kabupaten kecil yang cukup kaya akan potensi. Terletak di ujung barat Pulau Madura (pulau di sebelah utara Kota Surabaya), Bangkalan belakangan sangat popular dengan tol jembatan Suramadu yang menghubungkannya dengan Kota Surabaya melalui jalur darat yang juga merupakan jembatan terpanjang di Indonesia (±5km).

Menerawang Kilas Perjalanan Ikatan

IMM Bangkalan kini telah memasuki usia ke-8tahunnya sejak berdiri (24 April lalu). Ikatan ini jika dianalogikan dengan seorang anakyang seusianya, pastinya anak itu telah mengenyam pendidikan awalnya di bangku sekolah dasar (SD). Masih tak berbalut dosa, gembira jika berangkat ke sekolah, dengan tas ransel yang “tertenteng” dipundaknya. Berkalung buku tabungan dengan beberapa lembar rupiah disakunya. Sekolah menjadi tempat kedua setelah rumahnya sendiri. Bertemu dengan banyak teman sebaya. Sungguh sangat menyenangkan bukan.

Para Bapak Bangsa ! (Renungan Kebangsaan)

Bangsa ini dibangun tanpa ada dendam !!

Begitu kata Buya Hamka setelah pemenjaraan dirinya oleh Bung Karno. “Saya tidak pernah mendendam pada orang yang telah menyakiti saya. Dendam itu dosa dan selama dua tahun empat bulan saya ditahan, saya merasa semua itu merupakan anugerah yang tiada terhingga dari Allah hingga saya dapat menyelesaikan Kitab Tafsir Al-Qur’an 30 Juz (Al-Azhar). Bila bukan dalam tahanan, tidak mungkin ada waktu saya untuk mengerjakan dan menyelesaikan pekerjaan itu,” katanya.

Senin, 02 Mei 2016

HARDIKNAS, Sejarah atau Kepentingan Politis

Tanggal 2 Mei di tiap tahun, Indonesia selalu memeringatinya sebagai "Hari Pendidikan Nasional" (Hardiknas). Momen Hardiknas diambil dari salah satu tokoh (pahlawan) nasional, Ki Hajar Dewantara yang populer dengan Taman Siswanya. Hardiknas muncul dalam pemerintahan Ir. Soekarno atas usulan M. Yamin. Ki Hajar sendiri adalah Menteri Pendidikan di kabinet pertama bentukan Soekarno.

Sabtu, 30 April 2016

IMM dan Hegemoni Neoliberalisme

Neoliberalisme yang sejatinya merupakan praktek pelaksanaan kapitalisme dengan bertumpu pada liberalisasi, privatisasi, dan deregulasi dengan mekanisme pasar atau perdagangan bebasnya. Neoliberalisme memanglah suatu hal baru yang muncul ke permukaan dengan harapan dapat memperbaiki dan menggantikan sistem-sistem lama. Neoliberalisme yang merupakan produk aliran filsafat liberalisme dengan filosofi ekonomi-politiknya untuk mengurangi bahkan meniadakan atau menolak campur tangan negara (pemerintah) dan menjadi genealogi paham liberalisme.

Sabtu, 23 April 2016

Wanita dan Gerakannya (Refleksi Kartini)

Tanggal 21 April di setiap tahunnya, Indonesia selalu gegap gempita dalam nuansa Hari Kartini, satu-satunya hari besar yang dinamai dengan nama seseorang. Ya, Raden Ajeng Kartini merupakan salah satu tokoh pahlawan nasional, yang tenar dengan perjuangannya dalam emansipasi wanita dan curhatan-curhatannya yang tertuang kemudian dalam buku “Habis Gelap Terbitlah Terang”.

Selasa, 22 Maret 2016

Opini : Oligarki Media

Pers atau media, baik media massa maupun elektronik menjadi salah satu penerapan sistem demokratis. Pada UUD 1945 telah pula dijelaskan secara gamblang dalam pasal 28 dimana kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran baik dengan lisan maupun tulisan, dan lain sebagainya telah ditetapkan dalam UUD. Dalam pasal 28F dijelaskan bahwa setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia.

Minggu, 20 Maret 2016

Opini : Mahasiswa ??

Mahasiswa, begitu mereka menyebut diri mereka sebagai sosok intelektual, akademisi, bukan sekedar "siswa" tetapi "maha", lebih dari tingkatakn siswa biasa, "katanya". Para mahasiswa harusnya memiliki pemikiran ke depan yang lebih baik, mampu mempertimbangkan berbagai hal sesuai dengan porsinya. "Katanya" pula, mahasiswa memiliki trifungsi sebagai human of analysis, agent of change, dan social control. Tapi, itu baru "katanya".

Sabtu, 19 Maret 2016

Muhammadiyah Liberal ??

"K.H. Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah adalah seorang tokoh liberal", begitu kata seorang penceramah dalam sebuah pengajian. Apa maksud penceramah tersebut dengan "menjustifikasi" bahwa K.H. Ahmad Dahlan adalah seorang tokoh liberal ? Liberal selama ini sering diidentikkan masyarakat sebagai sesuatu yang "sesat".

Selasa, 15 Maret 2016

Opini : Loyalitas ber-IMM ??

Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah atau IMM, begitulah kawan-kawan mahasiswa menyebutnya. IMM adalah sebuah organisasi dengan gerakan "Perkaderan" yang menjadi "anak kandung" salah satu ormas besar islam di Indonesia, Muhammadiyah. IMM berdiri sekitar 52 tahun setelah berdirinya Muhammadiyah, tepatnya pada 14 Maret 1964. Berdirinya IMM yang "katanya" adalah pengaruh faktor internal dan eksternal, dimana sejatinya merupakan "kebutuhan pribadi" Muhammadiyah yang membutuhkan adanya ortom (organisasi otonom) yang mampu kiranya melahirkan kader-kader penerus di Muhammadiyah karena sebelumnya perkaderan yang terjadi dalam tubuh Muhammadiyah merupakan hasil perkaderan dari HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) yang notabene merupakan organisasi kemahasiswaan islam secara umum.

Senin, 14 Maret 2016

Mengurai New Sketsa Gerakan Kader IMM

Perubahan Tidak Hanya Segudang Konsepsi Dan Retorika Belaka Tetapi Bagaimana Kita Mulai Bergerak Untuk Merubah”.

Sebuah naratif besar pemikiran bahwa Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) lahir atas dasar tujuan dan cita-cita besar serta mulia yaitu ”Mengusahakan Terbentuknya Akademisi Muslim Yang Berakhlak Mulia Dalam Rangka Mencapai Tujuan Muhammadiyah”. Sebuah pernyataan visi yang besar untuk menciptakan sebuah sinergitas tradisi keagamaan dan keilmuan dikalangan akademisi. Untuk itu perlunya transformasi Visi ke dalam gagasan atau ide pemikiran menjadi sebuah manifestasi gerakan Humanitas kader IMM. Kondisi yang menuntut kerja Ekstra dan memerlukan pergumulan pemikiran terus menerus dalam upayanya keluar dari kejumudan pemikiran teoritis dan tekstual.