Sabtu, 19 Maret 2016

Muhammadiyah Liberal ??

"K.H. Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah adalah seorang tokoh liberal", begitu kata seorang penceramah dalam sebuah pengajian. Apa maksud penceramah tersebut dengan "menjustifikasi" bahwa K.H. Ahmad Dahlan adalah seorang tokoh liberal ? Liberal selama ini sering diidentikkan masyarakat sebagai sesuatu yang "sesat".


Banyak tokoh-tokoh muslim era-modern yang berusaha untuk memajukan umat islam dan mengejar ketertinggalannya dari bangsa Barat dengan melakukan liberalisasi meniru negara-negara barat. Banyak permasalahan disebabkan oleh semakin meluasnya sumber pengetahuan yang dapat pula memengaruhi dan menentukan pola dan cara pikir seseorang, begitu pula dengan berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi. Oleh karenanya kita harus terus mencari kebenaran tersebut dimanapun berada.

"Hikmah itu adalah milik kaum muslimin yang pernah hilang, maka ambillah kembali dimanapun engkau menemukannya"

Terdapat kecenderungan bahwa istilah "Islam Liberal" merupakan bentuk pejoratif. Namun sejatinya muhammadiyah tidak terjebak pada labelisasi tersebut. Sejatinya liberal juga dapat diartikan positif, maksudnya adalah dengan meliberalkan pola pemikiran kita, membebaskan pikiran kita dari belenggu taklid terhadap fatwa para ulama dan mazhab-mazhab abad pertengahan karena sesungguhnya setiap amalan, setiap perbuatan haruslah ada dasarnya, dan kita harus mencari tahu hal tersebut, bukan kemudian kita hanya mengamalkan dan berlaku taklid alias acuh dan hanya ikut-ikutan tanpa dasar yang jelas. Liberal juga bisa bermakna positif jika dikaitkan dengan kebebasan dari hal-hal yang bersifat "tradisi sinkretis".

Sebaliknya, liberal yang sering dianggap sebagai sesuatu yang sesat oleh masyarakat umum memanglah bisa bermakna negatif jika hal tersebut disangkut pautkan dengan kepercayaan atau agama.

"Janganlah kamu mengikuti pendapat sedangkan kamu tidak mengetahui sebabnya"

Maka, dari itu sejatinya yang dimaksud dengan liberal disini adalah dalam konotasi positif, yaitu bahwa kita janganlah berlaku taklid, bebaskanlah pemikiran kita untuk mencari tahu segala bentuk kebenaran, liberalisasikan diri kita dari taklid dan jumud sebagaimana dakwah muhammadiyah untuk pemberantasan TBC (Takhayul, Bid'ah, Churafat).

Penulis :
Ubay Nizar Al-Banna
Kabid Organisasi PC IMM Bangkalan 2015/2016

[ Referensi : Mughni, Syafiq A. 2011. "dibalik Simbol, memahami pesan agama dengan semangat kemajuan". Hikmah Press. Surabaya ]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar