Selasa, 15 Maret 2016

Opini : Loyalitas ber-IMM ??

Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah atau IMM, begitulah kawan-kawan mahasiswa menyebutnya. IMM adalah sebuah organisasi dengan gerakan "Perkaderan" yang menjadi "anak kandung" salah satu ormas besar islam di Indonesia, Muhammadiyah. IMM berdiri sekitar 52 tahun setelah berdirinya Muhammadiyah, tepatnya pada 14 Maret 1964. Berdirinya IMM yang "katanya" adalah pengaruh faktor internal dan eksternal, dimana sejatinya merupakan "kebutuhan pribadi" Muhammadiyah yang membutuhkan adanya ortom (organisasi otonom) yang mampu kiranya melahirkan kader-kader penerus di Muhammadiyah karena sebelumnya perkaderan yang terjadi dalam tubuh Muhammadiyah merupakan hasil perkaderan dari HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) yang notabene merupakan organisasi kemahasiswaan islam secara umum.

Secuil profil dan sejarah tersebut berasal buku karangan salah satu tokoh IMM, Farid Fathoni (Kelahiran yang Dipersoalkan). Kita mundur ke belakang, masuk kuliah tanpa sedikitpun bekal organisasi dari SMK, apalagi organisasi perkaderan seperti IMM dan sejenisnya. Alhasil organisasi-organisasi internal macam UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) pun coba kujelajahi walaupun pada akhirnya tidak menemukan sedikitpun kenyamanan. Beranjak akhir semester 1, BEM FT (Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Teknik) menjadi pelampiasan atas keingintahuan terhadap dunia organisasi.

Mengenal IMM sejak awal kuliah, tapi rasa timbul rasa "acuh" dan "ingin tahu" terhadap IMM hingga pada akhirnya di semester 3 barulah rasa ingin tahu tersebut memenangkan pikiranku untuk kemudian mengikuti DAD (Darul Arqam Dasar). Dari situ mulailah diriku mengenal dan sedikit merasakan manfaat ber-IMM.

Tapi, kemudian ada kala dimana rasa acuh tersebut memenangkan otakku dimana diriku lebih memilih untuk "beraksi" di internal kampus (BEM FT) hingga periode keduaku di BEM FT. Dalam benak sadar betul bahwa diriku belum bisa memberikan kontribusi nyata dalam ikatan, baik kontribusi materi, pikiran, maupun tenaga, aku hanya tahu tentang acara, tanpa memahami sedikitpun ideologi dan dasar-dasar bem-IMM.

Menginjak periode ketigaku di BEM FT, aku sadar betul bahwa aku adalah Immawan, aku adalah kader IMM, aku harus berproses, aku harus memberikan sumbangsih bagi ikatan ini. Hingga pada akhirnya aku mulai belajar untuk ber-IMM lebih baik. Membaca buku, berdiskusi, tanya-jawab, dsb menjadi caraku untuk lebih mendalami dan menumbuhkan loyalitas dalam diri.

"Aku tak mampu memberikan materi bagi ikatan ini, tapi aku akan berusaha sekuat tenaga untuk memberikan sumbangsih baik pikiran maupun tenaga".

Dengan apa yang telah kualami hingga saat ini aku "duduk" dalam Pimpinan Cabang IMM Bangkalan, aku coba mengaitkan dengan realita yang terjadi dalam tubuh IMM Bangkalan dimana banyak dari kader IMM Bangkalan yang menjadi terkesan "acuh" dengan ikatan yang telah dibuatnya, dengan IMM. Banyak faktor yang bisa memengaruhuinya.

Salah satu faktor adalah kurangnya pembinaan dalam IMM, tidak menemukan kenyamanan dalam ber-IMM, perbedaan sudut pandang, dan hal yang paling "vital" adalah "belum pahamnya dan belum merasuknya" dasar-dasar dalam ber-IMM sehingga tidak bisa memunculkan loyalitas dari diri mereka.

Dari sekian banyak "list" kader IMM Bangkalan, hanya tersisa sekitar 20-30 kader yang aktif. Itupun belum pasti apakah aktifnya mereka sebab loyalitasnya dari dalam dirinya, ataukah ada faktor pemicu lain, misal malu, sungkan, disuruh, dsb, banyak alasan untuk itu.

Sejatinya untuk memunculkan loyalitas dalam diri juga bukan perkara mudah, kader harus memahami ideologi, kader harus paham ethick of IMM, nilai-nilai Ikatan, ketika hal tersebut telah merasuk dalam diri kader, maka akan muncul "fanatisme" terhadap IMM, akan timbul rasa memiliki terhadap IMM, akan menghasilkan loyalitas.

PR tersebut bukanlah perkara mudah mengingat sejatinya IMM telah berumur 52 tahun (14 Maret 1964-14 Maret 2016) dan belakangan peran IMM dalam dalam perkaderan mulai dikesampingkan. Lalu apa yang harus diperbuat ?? itulah yang menjadi pertanyaan besar kita. Bagaimana kita harus merubah wajah IMM sehingga semakin "bertaring" karena sejatinya IMM juga merupakan salah satu organisasi besar dalam kemahasiswaan.

Mau-tidak mau kita harus memulai dari pribadi masing-masing bagaimana upaya kita untuk memberikan sumbangsih kita pada ikatan ini, bagaimana kita mengajak kader-kader lain untuk turut belajar, turut berjalan bersama dalam ikatan ini.

Semoga kedepan IMM mampu mengembalikan kejayaannya dan kembali mampu menancapkan taringnya dalam perkaderan, organisasi kemahasiswaan, dan berbagai bidang lainnya. Amiin...

Billahi fii Sabililhaq Fastabiqul Khoirot

Penulis :
Ubay Nizar Al-Banna
Kabid. Organisasi PC IMM Bangkalan 2015/2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar