Rabu, 10 Agustus 2016

Reposisi IMM Bangkalan sebagai Solusi Kemanusiaan

Diusia yang hampir satu dasawarsa terhitung sejak IMM berdiri dan mengepakan sayapnya di pulau garam, tepatnya di “bumi shalawat” Bangkalan yang tentunya menjadi IMM “tertua” di Pulau Madura. Pahit–manis dan liku–liku perjalanan telah banyak dirasakan. Dari awal perintisan dan pendirian IMM di Bangkalan seolah olah hal ini menjadi angin segar bagi persyarikatan dan tentunya hal ini disambut gembira oleh warga Muhammadiyah di Bangkalan. Diharapkan dengan adanya IMM bisa membantu dakwah persyarikatan dalam menghadapi kultur masyarakat madura khususnya di Bangkalan.


Dari usia yang bisa dikatan “cukup mumpuni” tersebut banyak prestasi yang diperoleh IMM Bangkalan, banyak kader yang memperoleh prestasi di kampus maupun diluar kampus. Sejatinya IMM adalah gerakan mahasiswa yang secara implisit terkandung dalam trilogi IMM. Jika kita telaah apakah cukup gerakan mahasiswa yang khas dengan budaya intelektualnya hanya digambarkan dengan cukup memperoleh IPK tinggi, piagam dan medali ? Dalam kamus besar bahasa Indonesia, kata intelektual berkaitan dengan kata intelek. Intelek berarti istilah psikologi tentang daya atau proses pikiran yang lebih tinggi yang berkenan dengan pengetahuan, daya akal budi, kecerdasan berfikir. Kata intelek juga berkonotasi untuk menyebut kaum terpelajar atau kaum cendekiawan. Sedangkan kata intelektual merupakan suatu sifat cerdas, berakal, dan berpikiran jernih berdasarkan ilmu pengetahuan.

Sebagai gerakan mahasiswa dengan budaya intelektualnya seharusnya IMM mampu menempatkan posisi dan mengambil peran di masyarakat. Sebagai bagian dari kaum intelektual yang mempunyai karakteristik cerdik, pandai, dan kritis seharusnya kita bisa menjadi harapan masyarakat untuk dapat mengawal proses demokrasi dan dakwah persyarikatan. Karena kebutuhan kader bukan hanya ideologi dan keilmuan saja tapi bagaimana IMM ini mampu memberdayakan kadernya untuk kepentingan masyarakat luas. 
Tugas untuk selalu memperkaya diri dan “berhias dinding” tentunya adalah hal wajib, akan tetapi kita tidak boleh lupa akan tugas kemanusiaan, karena dalam trilogi ikatan bukan hanya intelektualitas semata, tapi juga aspek humanitas sebagai ranah perkaderan. Berproses itu juga penting tetapi harus dibarengi dengan realitasnya, jadi ukuran antara niat dan kemauan dalam merealisasikannya itu seimbang. 

Janganlah terlalu lama berkutat pada masalah internal saja, karena masih banyak lagi tanggungjawab kita diluar sana. Memang permasalahan di internal tidak akan ada habisnya akan selalu bermunculan masalah-masalah selanjutnya. Tidak perlulah kita terlalu lama memperkaya diri dan menghias dinding kita toh saat ini kita sudah dipandang baik dan tidak kalah dengan organisasi lain, lihatlah diluar sana banyak masyarakat menunggu kita, menuggu lahkah real kita, menunggu gagasan solutif kita dalam menghadapi ketimpangan politik dan masalah lain termasuk ekonomi. Banyak pemandangan yang kontras jika kita lihat dan bandingkan dengan kota-kota lain, kemiskinan dimana-mana, pengangguran merajalela, anak-anak lebih suka mengemis dibanding duduk manis mengenyam pendidikan di sekolah, mendengarkan guru menerangkan pelajaran, pembangunan infrastruktur yang tidak jelas dan tidak merata serta yang lebih parah lagi budaya korupsi yang seakan mendarah daging dalam tiap struktur “elit” penguasa di negeri ini. 

Derasnya arus globalisasi dan sifat “kekolotan” madura inilah yang membuat Muhammadiyah sulit berkembang. Dengan adanya IMM inilah diharapakan bisa menjadi solusi dan mampu membumikan gerakannya di Madura, khususnya di Bangkalan, karena IMM mempunyai posisi strategis sebagai kaum intelektual seharusnya mampu membawa perubahan positif dari globalisasi dan mampu masuk ke kultur masyarakat Madura sehingga dengan dakwah yang dibawa oleh IMM bisa diterima dengan mudah ditengah–tengah masyarakat. 

Dengan banyaknya harapan dan tanggung jawab yang harus dipikul oleh IMM, maka sesegera mungkin IMM harus bisa melahirkan solusinya bagi masyarakat. Tak perlu menunggu lama atau menungu seorang pahlawan, karena IMM lah pahlawanya. Keberagaman yang dimiliki IMM Bangkalan akan sangat mudah untuk memunculkan solusi-solusi yang sudah ditunggu masyarakat dan kususnya persyarikatan yang sedang gencar-gencarnya melebarkan sayapnya. 

Banyaknya harapan dan tanggung jawab yang dipikul IMM sudah sewajarnya menjadi angin perubahan di Bangkalan, tentunya dengan tetap pada komitmennya untuk "berlomba-lomba dalam kebaikan". 

Penulis :
Eko Prasetyo
Ketua Umum PC IMM Bangkalan 2015-2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar